Tuangkan Ekspresi Jiwa di Konser Tunggal Romantic Schizoprenic
A
A
A
JAKARTA - SALAH satu pianis muda bertalenta, Reza Sjarfi, akan menggelar konser tunggal di Goethe Institute, Menteng, Jakarta, Jumat (2/3).
Lewat pergelaran konser itu, dia ingin menuangkan ekspresi jiwanya sekaligus mengenalkan musik klasik kepada generasi muda. Dalam konser nanti Reza tidak sendirian. Agar emosi jiwanya bisa lebih diwujudkan dan dirasakan penonton, pianis berusia 30 tahun ini ikut menggandeng sejumlah musisi lain, antara lain, Dhani Robertus (violinist), Dwipa Hanggana (cellist, pengajar di Sekolah Seni JakArt), Devie Liana (soprano, pengajar di Sekolah Seni JakArt), dan Andreas Kumbang Dwi Prabowo (tenor) yang tergabung dalam grup Chamber Music Escala.
"Saya akan mengekspresikan kehidupan atau emosi jiwa saya melalui nada-nada dalam piano. Buat saya, belajar main musik klasik itu seperti belajar kehidupan. Setiap not mempunyai arti yang memperkuat dan menghidupi not lain. Untuk itulah, saya ingin membagikan kepada semua orang, terutama generasi muda, untuk menyenangi musik klasik ini," kata Reza, saat ditemui di Kawasan Witana Wiharja Pamulang, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.
Reza juga menjelaskan makna "Romantic Schizoprenic". Dia memilih tema konser itu karena terinspirasi dari kata Skizofrenia yang merupakan istilah kejiwaan. Jadi, memang dalam konser nanti dirinya akan menuangkan isi kejiwaannya lewat karya musik.
"Lagu-lagu yang akan dibawakan dalam konser ini diinspirasi kisah nyata seorang anak laki-laki yang di suatu waktu mengalami fase titik terendah dalam hidupnya di mana semua warna, suara, dan cahaya menghilang. Musik yang berada di konser ini memiliki bentuk skizofrenia, yaitu suatu perubahan emosi, karakter yang sangat kontras," ujar pria lulusan S-1 Komunikasi Universitas Indonesia pada 2004 ini.
Pianis berkacamata ini mengatakan, tema tersebut diambil untuk saling mengingatkan bahwa manusia hidup harus saling menghargai satu sama lain.
"Di konser nanti, kami menerapkan ide dan konsep bermusik bahwa satu not mempunyai value atau nilai dan antara satu not dengan not yang lain tersebut harus saling menghargai," kata Reza. (Thomasmanggalla)
Lewat pergelaran konser itu, dia ingin menuangkan ekspresi jiwanya sekaligus mengenalkan musik klasik kepada generasi muda. Dalam konser nanti Reza tidak sendirian. Agar emosi jiwanya bisa lebih diwujudkan dan dirasakan penonton, pianis berusia 30 tahun ini ikut menggandeng sejumlah musisi lain, antara lain, Dhani Robertus (violinist), Dwipa Hanggana (cellist, pengajar di Sekolah Seni JakArt), Devie Liana (soprano, pengajar di Sekolah Seni JakArt), dan Andreas Kumbang Dwi Prabowo (tenor) yang tergabung dalam grup Chamber Music Escala.
"Saya akan mengekspresikan kehidupan atau emosi jiwa saya melalui nada-nada dalam piano. Buat saya, belajar main musik klasik itu seperti belajar kehidupan. Setiap not mempunyai arti yang memperkuat dan menghidupi not lain. Untuk itulah, saya ingin membagikan kepada semua orang, terutama generasi muda, untuk menyenangi musik klasik ini," kata Reza, saat ditemui di Kawasan Witana Wiharja Pamulang, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.
Reza juga menjelaskan makna "Romantic Schizoprenic". Dia memilih tema konser itu karena terinspirasi dari kata Skizofrenia yang merupakan istilah kejiwaan. Jadi, memang dalam konser nanti dirinya akan menuangkan isi kejiwaannya lewat karya musik.
"Lagu-lagu yang akan dibawakan dalam konser ini diinspirasi kisah nyata seorang anak laki-laki yang di suatu waktu mengalami fase titik terendah dalam hidupnya di mana semua warna, suara, dan cahaya menghilang. Musik yang berada di konser ini memiliki bentuk skizofrenia, yaitu suatu perubahan emosi, karakter yang sangat kontras," ujar pria lulusan S-1 Komunikasi Universitas Indonesia pada 2004 ini.
Pianis berkacamata ini mengatakan, tema tersebut diambil untuk saling mengingatkan bahwa manusia hidup harus saling menghargai satu sama lain.
"Di konser nanti, kami menerapkan ide dan konsep bermusik bahwa satu not mempunyai value atau nilai dan antara satu not dengan not yang lain tersebut harus saling menghargai," kata Reza. (Thomasmanggalla)
(nfl)